Oleh: Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu

Soal 1:
Apa dosa yang paling besar di sisi Allah?

Jawab 1:

Dosa yang paling besar adalah syirik kepada Allah. Dalilnya adalah firman Allah:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku janganlah kamu mempersekutukan (syirik) kepada Allah dan sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang paling besar.” (Terj. Luqman: 13)

Dan sabda Rasulullah ketika beliau ditanya:

أي الذنب أعظم? قال أن تجعل لله ندا وهو خلقكز

Artinya: “Dosa apa yang palng besar? Beliau berkata: (Yaitu) kamu mengadakan tandingan bagi Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” (Hadits shohih riwayat Bukhari dan Muslim)

Kata نِدًّا (tandingan) pada hadits tersebut bermakna “sekutu”.

Soal 2:
Apakah syirik akbar itu?

Jawab 2:
Syirik Akbar (besar) adalah beribadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah, meminta berkah (keberuntungan, syafa’at, perlindungan dan lain-lain) kepada orang yang mati atau masih hidup tapi tidak berada di tempat orang yang meminta (tidak ada di dekatnya).

Firman Allah:

وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً 

Artinya: “Beribadahlah kepada Allah dan jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu apapun.” (Terj. An-Nisa’: 36)

Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من أكبر الكبائر الشرك بالله

Artinya: “Diantara dosa-dosa besar yang paling besar adalah berbuat syirik kepada Allah.” (Hadits riwayat Bukhari)

Soal 3:
Apakah syirik itu bercokol pada umat sekarang ini?

Jawab 3:
Benar, dalilnya adalah firman Allah:

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللّهِ إِلاَّ وَهُم مُّشْرِكُونَ

Artinya: “Dan kebanyakan dari mereka tidak beriman kepada Allah, kecuali mereka dalam keadaan berbuat syirik.” (Terj. Yusuf: 106)

Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لا تقوم الساعة حتى تلحق قبائل من أمتي بالمشركين، و حتى تعبد الأوثان

Artinya: “Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga segolongan besar dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan ikut menyembah berhala.” (Hadits shohih riwayat Tirmidzi)

Soal 4:
Apa hukum berdo’a kepada orang yang mati atau ghaib?

Jawab 4:
Berdo’a kepada orang yang mati atau ghaib itu termasuk syirik akbar, sebagaimana firman Allah:

وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذاً مِّنَ الظَّالِمِينَ

Artinya: “Dan janganlah kamu berdo’a kepada selain Allah sesuatu yang tidak memberimu manfaat dan memberimu madharat; sebab jika kamu melakukan (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Terj. Yunus: 106)

Yang dimaksud الظَّالِمِينَ (orang-orang yang zhalim) dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang musyrik.
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من مات وهو يدعو من دون الله ندا دخل النار

Artinya: “Barangsiapa yang mati sedang dia menyeru atau berdo’a kepada tandingan selain Allah, pasti dia masuk neraka.” (hadits shohih riwayat Bukhari)

Soal 5:
Apakah do’a itu ibadah?

Jawab 5:
Ya, do’a itu ibadah, sebagaimana firman Allah:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: “Berdo’alah kepada-Ku akan kupenuhi permintaanmu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (Terj. Ghafir: 60)

Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الدعاء هو العبادة

Artinya: “Do’a itu ibadah.” (Hadits shohih riwayat Ahmad dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits tersebut hasan shohih)

Soal 6:
Apakah orang mati itu bisa mendengarkan do’a?

Jawab 6:
Mereka tidak bisa mendengar, dalilnya firman Allah:

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلَا تُسْمِعُ

Artinya: “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar.” (Terj. An-Naml: 80)

وَمَا أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ

Artinya: “Dan kamu sekali-kali tidak sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.” (Terj. Faathir: 22)

***

Artikel www.muslimah.or.id